Assalaamu’alaykum.
Belajar di SD berbeda dengan di Taman Kanak-kanak. Semua perbedaan itu membuat aku sedikit takut dan khawatir. Tapi, Aba dan Umi selalu berpesan agar aku selalu gembira dan berbahagia. Itulah tujuan utama aku menuntut ilmu: membahagiakan diri dan sebanyak mungkin orang :).
Mereka tidak menuntutku untuk menjadi juara di kelas (lagipula, sudah tidak ada perangkingan lagi sekarang). Nah, di SD, aku mengambil kegiatan tambahan menari. Salah satu yang aku senangi sedari TK. Aku juga senang dengan pelajaran Quran dan Bahasa Inggris.
Aku agak kesulitan dalam pelajaran matematika. Pernah suatu saat, aku disuruh Ustadzah untuk mengerjakan tugas di papan tulis, di depan kelas. Aku sudah berusaha belajar di rumah dengan Umi, tapi cara menghitung yang diajarkan di sekolah membuatku bingung. Aku tidak bisa. Dengan geram, aku lempar bukuku, lalu aku pun menangis. Hiks hiks.
Aku sedih. Sepulang sekolah, saat dijemput, sepertinya Ustadzah mengajak Umi untuk bicara, dan menceritakan apa yang kualami. Setelah sampai di rumah, Umi melanjutkan cerita hari ini ke Aba.
Aba bilang, “Bagus, Nak!”
Kata Aba, kalau kita tidak suka atau tidak setuju dengan sesuatu, ungkapkan saja. Katakan apa adanya. “Lain kali,” lanjut Aba, “jangan lempar bukunya ya Nak…” Harus lebih santun, agar tidak menyakiti hati orang lain.
Terima kasih Umi, Aba, dan Ustadzah. Doakan aku yaa…