Aba pergi lebih dari sebulan. Aku sedih. Itu berarti di masa liburan aku hanya bersama Umi saja. Ada yang tidak bisa dilakukan Umi tanpa Aba, contohnya naik motor malam-malam atau bongkar pasang selang gas.
Aba janji, setelah pulang ke rumah, kami akan pergi ke Perpustakaan Jakarta. Lokasinya dari rumah kami cukup jauh. Harus ke stasiun kereta dulu, berangkat ke Manggarai, lalu lanjut jalan kaki atau naik bajaj. Aku suka ketiduran lho kalau naik bajaj, hehehe.
Rencananya, kami menginap 3 hari di penginapan dekat perpustakaan. Bukan hotel mewah sih, sekadar cukup untuk beristirahat saja. Tapi aku senang, karena di kamarnya ada TV! Di rumah kami kan, tidak ada TV.
Perpustakaannya luas sekali. Tempatnya di kawasan Taman Ismail Marzuki. Ada akses internet juga, sehingga Aba masih bisa bekerja. Di lantai bawah, ada tempat makan.
Tak jauh dari perpustakaan, ada masjid yang cukup besar, namanya Masjid Amir Hamzah. Kata Umi, nama bangunan di sini kebanyakan diambil dari nama orang-orang yang berjasa besar untuk dunia seni dan sastra Indonesia. Wah, pasti mereka orang-orang hebat!
Di sana ada permainan yang dipandu seorang Kakak. Aba menyuruhku ikut. Tapi, aku malas dan beranjak keluar dari bilik bercerita.
“Banyak bocil!” jawabku berasalan.
“Lho, kamu ‘kan bocil juga?” protes Aba.
Iya juga, ya? Akhirnya aku ikut. Ternyata yang tidak menang pun mendapat paket makanan ringan. Terima kasih ya, Kak!